Pentingnya Eksplorasi Untuk Migas Berkelanjutan di Riau

PEKANBARU || Sekitar 200 mahasiswa baru Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau (UIR) berduyun-duyun memasuki Ruang Auditorium UIR, Senin (21/10/2024). Mereka kedatangan para pakar yang hadir untuk memaparkan materi seminar bertemakan “Eksplorasi untuk Migas Berkelanjutan”. Tidak tanggung-tanggung empat orang ahli yang sehari harinya berkecimpung di dunia perminyakan tampil di UIR, diantaranya dari Pertamina Hulu Rokan (PHR), Elnusa, dan EMP Bentu Limited.Selasa, 22 Oktober 2024.

Senior Geophysics, Mohammad Irfan Saputra Haris yang tampil sebagai pembicara PHR menyampaikan materi tentang Kegiatan Ekplorasi dalam Meningkatkan Produksi Minyak di Provinsi Riau. Sebagai catatan saat ini WK Rokan berada di posisi teratas sebagai produsen minyak terbesar di Indonesia.

Irfan menjelaskan bahwa melalui ekplorasi dapat diperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja yang telah ditentukan. Iapun menyampaikan betapa pentingnya untuk menemukan cadangan migas baru demi menjaga kesinambungan dan peningkatan produksi. “Kebutuhan energi nasional, baik minyak maupun gas, terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun hingga hari ini. Oleh sebab itu, eksplorasi terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat,” kata Irfan, di hadapan ratusan mahasiswa.

Tingginya konsumsi energi fosil harus diiringi dengan temuan cadangan-cadangan minyak baru. Pemanfaatan energi alternatif baru terbarukan memang terus digesa untuk keberlanjutan, namun penggunaan energi fosil tidak dipungkiri hingga saat ini masih mendominasi. “Energi fosil masih harus terus berkontribusi untuk menjembatani hingga pada saatnya energi baru terbarukan siap secara total mengambil alih memenuhi kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Secara sederhana, Irfan menjelaskan eksplorasi merupakan ujung tombak dalam industri migas. Tahap eksplorasi diawali dengan studi geologi dan geofisika, kemudian melakukan seismik guna mendapatkan gambaran bawah permukaan. Selanjutnya dilakukan pengeboran sumur eksplorasi dan appraisal (penilaian).

“Proses berikutnya yaitu pengembangan. Tugas utamanya melakukan pengeboran sumur pengembangan, instalasi peralatan dan fasilitas pendukung. Tujuannya untuk memaksimalkan produksi dari temuan eksplorasi,” paparnya. Setelah itu baru masuk ke fase produksi, yakni melakukan produksi hidrokarbon yang terperangkan dalam reservoir.

Sumur yang diproduksi tentunya akan mengalami penurunan seiring usianya. Apabila sumur sudah tidak produktif, maka tahapan ini masuk dalam fase abandonment yakni penutupan sumur, pembongkaran fasilitas dan restorasi lahan. Namun perjalanan fase eksplorasi hingga abandonment ini berlangsung cukup lama, bisa mencapai 20 hingga 30 tahun.

Eksplorasi Masif Pasca Alih Kelola

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan produksi minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Pelbagai inovasi dan teknologi dijalankan demi mendorong pencapaian target nasional 1 juta berel minyak per hari pada 2030.

Pasca alih kelola, PHR telah melakukan pengeboran secara masif dan agresif mencapai 1.200 sumur di Blok Rokan. Pada 2023 PHR berhasil melakukan pengeboran sumur eksplorasi pertama Sumur Sidingin North dengan temuan cadangan minyak baru sebesar 293 bopd. Kemudian 2024, pengeboran Sumur Astrea-1 berhasil mengalirkan minyak sebesar 3000 bopd. “Pengeboran terus ditingkatkan untuk mencapai target nasional yang sudah ditetapkan oleh negara,” kata Irfan.

Salah seorang mahasiswa baru Teknik Perminyakan UIR, Andry Ivanka Syafuan mengaku kian termotivasi belajar setelah banyak mendapat ilmu baru tentang dunia migas.

“Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan lewat diskusi ini, mengenai betapa pentingnya eksplorasi migas untuk keberlanjutannya di masa depan. Saya juga dapat mengetahui tahapan eksplorasi mulai dari seismik untuk megetahui lapisan permukaan bumi hingga regulasi-regulasi yang berlaku dalam industri migas,” ujar Andry.

Dekan Fakultas Teknik UIR Dedi Purnomo Retno mengatakan, ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Migas Center UIR agar mahasiswa semakin mengenal tentang industri migas, terutama mahasiswa baru Teknik Perminyakan. Dedi mengapresiasi SKK Migas Sumbagut dan KKKS yang telah banyak mendukung kegiatan Migas Center UIR.

“Kegiatan seminar rutin ini menjadi bagian dari kurikulum, mengenai hal yang perlu diperkenalkan kepada mahasiswa baru. Berkat dukungan dan kolaborasi dari SKK Migas Sumbagut dan KKKS, UIR berhasil mendapat akreditasi unggul.” katanya

Kepala SKK Migas Sumbagut, Rikki Rahmat Firdaus, menegaskan generasi penerus energi nasional harus memiliki keterampilan sehingga peka terhadap krisis yang saat ini tengah dihadapi dunia migas.

“Saat ini industri migas membutuhkan generasi baru yang memiliki sense of urgency dan sense of crisis, yang melek akan inovasi dan mampu untuk terus melanjutkan ketahanan energi nasional,” ujarnya.

# # # # # #

TENTANG PHR WK ROKAN

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018. Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021.

Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan WK Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.

Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina.

Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.