Banjir di Rumbai Sudah Dua Pekan, PHR Dinilai tidak Perhatikan Sosial Lingkungan

Pekanbaru, Riauberantas – Sudah memasuki pekan ke tiga musibah banjir merendam beberapa wilayah di kecamatan Rumbai dan Rumbai Timur akibat dari pasangnya air sungai Siak dan ditambah lagi dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Hal ini memnyebabkan rumah warga terendam dan juga menghambat aktivitas warga masyarakat terkendala mencari nafkah keluarga, ditambah lagi warga yang terdampak merupakan masyarakat yang ekonominya menengah kebawah yang mencari nafkah sehari untuk sehari. Minggu, 14/1/2023

 

Dengan terhambatnya aktivitas masyarakat akibat musibah banjir ini, tentu sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah serta perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di wilayah Rumbai diantaranya PT. Pertamina Hulu Rokan.

 

Hal itu disampaikan Al amin sebagai pemuda Rumbai yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap PT. PHR yang mana sampai saat ini belum menunjukkan sikap kepedulian terhadap sosial lingkungan terkait musibah banjir.

 

Sebagai pemuda Rumbai yang dilahirkan dan dibesarkan di Rumbai yang juga ketua LPM di wilayah Rumbai Timur ini kecewa terhadap PT. PHR yang terkesan membutakan mata terhadap persoalan sosial di wilayah Rumbai ini. Itu dapat dilihat dari belum terlihat hadirnya PT. PHR dalam membantu masyarakat sekitar terdampak musibah banjir.

 

“Seharusnya sebagai perusahaan negara yang mengelola sumber daya alam di Riau dapat turut andil bersama pemerintah membantu masyarakat Rumbai yang terdampak banjir ini. Kan bisa memberikan bantuan seperti paket sembako, mi instan, atau mendirikan dapur umum, atau mendirikan tenda-tenda darurat sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang diamanahkan Undang-undang, atau dalam bentuk tekhnis apapunlah. Walaupun tidak bisa sepenuhnya, minimal dapat meringankan sedikit beban masyarakat. Untuk sewa kantor sanggup puluhan milyar di pusat sana, TJSL jangan diabaikan”

 

PT. PHR jangan hanya menargetkan produksi minyak sekian barel, namun juga harus menargetkan bagaimana produksi minyak yang meningkat selaras dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tempatan dimana perusahaan beroperasi dalam bentuk bermacam-macam program TJSL yang di bisa dibuat. Tambahnya (Al amin).

 

Sebelumnya, beberapa tokoh masyarakat LPM di kecamatan Rumbai juga sudah pernah beberapa kali melakukan audiensi terkait permasalahan banjir kiriman saat hujan lebat terjadi 2 sampai 4 jam yang diduga akibat dari debit air dari dataran tinggi PT. PHR melimpah melalui parit jalan sembilang mengakibatkan tergenangnya perkampungan masyarakat di beberpa kelurahan.

 

Saat itu dari pihak PT. PHR menyatakan akan melakuan pengkajian dengan melibatkan universitas, sampai saat ini belum ada penjelasan terkait hal tersebut. Di masa PT. Chevron sebelum peralihan ke PT. PHR pernah berencana untuk membuat embung atau waduk sebagai solusi penanganan banjir, namun sebelum itu terjadi, Blok Rokan dialihkan ke PT. PHR. Maka dari itu LPM serta tokoh masyarakat lainnya mempertanyakan kembali terkait rencana pembuatan waduk dimasa PT. Chevron.

 

Ditambahkannya lagi, Jika dibandingkan dengan pengelolaan Blok Rokan semasa PT. Chevron sangat berbeda jauh terkait program kepedulian terhadap lingkungan sekitar, baik program pemberdayaan untuk masyarakat, pelatihan keterampilan dan pembinaan untuk pemuda, organisasi pemberdayaan, pelaku UMKM binaan seperti LBD (Local Bussines Devolpment) dan lain sebagainya, terutama di wilayah Rumbai. Belum lagi persoalan-persoalan lain yang kerap terjadi setelah peralihan.

 

“Sebagai pemuda di Rumbai ini, mungkin kami bersama seluruh masyarakat akan menyuarakan hal ini di jalan, agar bisa di dengar oleh pimpinan PHR, pimpinan Pertamina, pimpinan SKK Migas dan Bapak Presiden Jokowi” Tutupnya.