Hujan Dua Jam Banjiri Rumah, Warga Kesal Karena Debit Air Diduga Berasal Dari PT. Pertamina Hulu Rokan

Foto Banjir di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru

Riauberantas, Pekanbaru – Warga kesal akibat banjir melanda jalan Sembilang Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Timur, Jum’at (13/1).

Hujan yang turun kurang lebih 2 jam berdampak langsung ke lingkungan masyarakat di jalan Sembilang. Beberapa rumah terendam banjir diperkirakan mencapai ketinggian 1 meter dan sudah membuat warga kesulitan.

“Hari ini hujan melanda dari pukul 13.00 wib hingga pukul 15.00 wib wilayah pemukiman warga saya sudah terendam banjir, yang terparah juga terjadi di RT 01 dan RW 04 ,” kata Darusman selaku RT 02 RW 04 Kelurahan Limbungan .

Banjir diakibatkan oleh tingginya debit air hujan yang berasal dari wilayah kerja PT. Pertamina Hulu Rokan dimana Parit aliran air tidak memadai.

“Dan sampai saat ini belum ada pertanggung jawaban dari PT Pertamina Hulu Rokan sementara banjir ini sudah terjadi puluhan tahun sejak Caltex dan Chevron berada disini, kami juga berharap pemerintah juga ikut turun langsung terkait persoalan ini,” jelas Darusman.

Hal itu  juga diakui oleh Suhermanto yang pernah menjabat sebagai ketua LPM Kelurahan Limbungan selama 2 periode.

“Iya, kita kasian terhadap warga Limbungan ini, khususnya warga di Rw. 004, 002, dan 003, tiga RW ini selalu menjadi langganan banjir,” sebutnya.

Lanjutnya, hari ini, sebentar saja hujan masyarakat langsung kebanjiran.

“Padahal hujan cuma 2 jam saja, akibat banjir ini perabotan rumah tangga menjadi rusak belum lagi kendaraan bermotor yang terendam banjir, apalagi jika hujan pada malam hari, sudah banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat,” terang Suhermanto.

Kami sudah memetakan luapan air ini timbul karena pembuangan air yang sudah dangkal ditambah lagi pengelolaan aliran air dari wilayah kerja PT. Pertamina Hulu Rokan yang tidak baik.

“Padahal dahulu waktu PT CHEVRON sudah ada rencana akan membuat waduk tetapi hingga saat ini telah berganti PHR rencana tersebut belum juga terealisasi, padahal tokoh masyarakat sudah sering sekali beraudiensi ke perusahaan BUMN tersebut untuk menuntut ada solusinya,” ungkap Suhermanto.

Hal senada juga disampaikan oleh mantan ketua LPM Kelurahan Lembah Damai Dermadi.

“Setiap hujan lebat kami harus siaga, sampai kapan harus seperti ini ? Setahu saya perusahaan BUMN ini hadirnya menjadi berkah bagi masyarakat bukan malah membuat kami sengsara,” sesal Dermadi.

Banjir ini memang tidak berhari-hari namun walaupun beberapa jam tetap saja menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

“Contohnya rumah saya sendiri, sudah banyak perabot yang rusak, siapa yang bertanggungjawab?” tanya Dermadi.

Mewakili masyarakat Dermadi juga berharap agar PHR peka terhadap persoalan ini.

“Jangan hasil bumi kami saja yang di keruk, perhatikan lah masyarakat sekitarnya,” tutupnya.***red/rfm