Kalaksa BPBD Pelalawan resmi membuka ToT Fire Risk System Tahap II bekerja sama dengan Kemitraan

Riauberantas, Pekanbaru – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pelalawan Musa. S.Pd resmi membuka Training Of Trainer (ToT) Fire Risk System tahap II (dua) di Hotel Fox Pekanbaru Provinsi Riau.

Program ini sebelumnya dikembangkan oleh Institute Pertanian Bogor guna mendeteksi dini wilayah yang rentan terjadi kebakaran hutan lahan di wilayah Kabupaten Pelalalawan.

Training Of Trainer  Fire Risk System dilaksanakan oleh KEMITRAAN yang didukung oleh Center For Climate Risk and Opportunity Management (CCROM) IPB dan UNEP.

Dalam sambutannya Kalaksa BPBD Pelalawan Musa S.Pd menyampaikan pelaksaan Training Of Trainer  Fire Risk System merupakan program yang sangat dibutuhkan untuk daerah kabupaten Pelalawan 

“Kami berterima kasih kepada KEMITRAAN yang bisa menginisasi rangkaian TOT FRS ini, karena didalam program yang dikembang oleh CCROM tersebut sangat membantu BPBD untuk menanggulangi karhutla di Pelalawan, apalagi daerah yang rawan kebakaran itu sangat jauh letaknnya seperti di Kuala Kampar dan Teluk Meranti, sebagai pelaksana penaggulangan bencana kami sangat membutuhkan sistem seperti ini,”jelas Musa. S.Pd, Kamis (16/06/2022).

Selain itu, BPBD Pelalawan juga mengapresiasi kepada perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan ToT FRS ini. 

“Untuk perwakilan perusahaan yang hadir saya sangat apresiasi, harapan saya mari sama-sama kita memahami cara kerja sistem ini, karena peranan perusahaan untuk mencegah karhutla di Pelalawan sangatlah dibutuhkan, apalagi tidak lama lagi kita akan memasuki musim panas, kesiapsiagaan semua pihak sangat diperlukan, disisi lain BPBD juga akan mensosialisasi kepada masyarakat agar ikut mencegah terjadi kebakaran di Pelalawan,”pungkasnya. 

Ditempat yang sama, Deputy Cluster Manager KEMITRAAN Muhammad Haryono menjelaskan Training Of Trainer  Fire Risk System Tahap II ini digelar bertujuan untuk memberi pemahaman secara keberlanjutan tentang pengendalian Karhutla di Kabupaten Pelalawan.

“Tujuan ToT FRS ini bertujuan memberikan kemampuan terhadap Kluster Pelalawan bagaimana untuk mengendalikan karhutla dengan memanfaat sistim informasi data indeks, itu (mereka,red) harus bisa menyusun dan merencanakan program pengendaliannya,” jelas Haryono.

Disamping itu, lanjut Haryono dengan pemahaman yang sama terhadap pola resiko perlu adanya di sinergitas antara pemerintah daerah, instansi, dan perusahaan. 

“Sehingga keterpaduan kegiatan dalam pengendalian Karhutla bisa terjadi dan berjalan dengan baik. Karena itulah inti dari pengendalian karhutla terpadu berbasis kluster sesuai dengan Perbup Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pengendalian Karhutla Terpadu Berbasis Kluster,” tutupnya. 

Training Of Trainer  Fire Risk System diikuti 8 Instansi yaitu  BPBD Pelalawan, DLHK, Disbunak, Polres Pelalawan, Kodim 0313, Satpol PP, Bapeda, dan  Kemitraan. Dari Perusahaan yang berpastisipasi ada 11 PT. RAPP, PT Victorindo Alam Lestari, PT Pusaka Megah Bumi, PT Gandahera. PT SSS, PT Sari Lembah Subur, PT Arara Abadi, PT Asian Agri, PT Adei, PT Musim Mas, dan PT Agritasari.***red/rfm

Rezky FM