FRS dan SIDIK Mendapat Apresiasi Kluster Pelalawan, CCROM dan Kemitraan : Semoga Karhutla Bisa Kita Cegah

Perserta ToT FRS Kluster Pelalawan

Riauberantas, Pekanbaru – Rangkaian kegiatan pelatihan pencegahan secara dini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pelalawan, sukses dan mendapatkan apiresiasi dari seluruh peserta yang mengikuti acara tersebut.

Setelah memasuki hari ke-3 masa Training Of Trainer (ToT) Fire Risk System dan Pengenalan Progam Sidik () yang di selenggarakan oleh Center For Climate Risk and Opportunity Management (CCROM) Institut Pertanian Bandung (IPB) da UNEP. Pada sesi terakhir, peserta merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan ini.

Dalam sambutanya  Samosir merupakan perwakilan perwakilan Polres Pelalawan mengatakan jika sebelumnya tim  bertarung melawan api dan penanggulangan saja kini teknologiu sudah semakin maju dan  memiliki pengetahuan lebih banyak.

“Kini untuk perghitungan cuaca 6 bulan kedepan sudah bisa kami prediksi, walaupan dari Polda Riau itu ada data terpadu Lancang Kuning tapio itu besifat harian sementata FRS dan SIDIK sudah bisa kita ketahui faktor perubahan cuaca, tentunya akurasi untuk  mencegah kebakaran bisa dikatakan capaian yang maksimal” jelasnya ketika menyampaikan penjelasan saat penutupan Training Of Trainer (ToT) Fire Risk System di hotel Fox Pekanbaru, Sabtu(18/06/2022).

Sehingga,  sebut Samosit banyak cara yang bisa dipersiapkan dan dibentuk sebagai langkah-langkah pencegahan dini terhadap daerah yang rawan kebakaran.

“Kami berterima kasih kepada penyelenggara khususnya Kemitraan dan peneliti dari CCROM semoga ilmu yang penuh manfaat ini dapat kami terapkan dilapangan.  Ini adalah terobosan yang sangat bagus,” pujinya

Sementara itu, PT RAPP diwakili Adri Fuad selaku Koodinator Fire and Aviation menyampaikan secara umum FRS dan SIDIK itu dimana sistim ini dapat memberi prediksi daerah yang rentan kebakaran,

“FRS dan SIDIK dapat mengidentifikasi area yang rawan kebakaran, seperti didesa yang lahannya jauh dari pengontrolan petugas, setelah FRS itu sendiri, kemudia SIDIK membaca index data komulatif  sosial ekonomi dan mental masyarakat, apabila masyarakatnya kita edukasi untuk menjaga lahan tanpa membuka lahan dengan membakar maka risiko kebakaran itu sangat kecil, jadi kedua sistim ini sangat terpadu,” ucapnya.

Selain itu, PT RAPP juga telah mendukung program pemerintah dalam penangan kebakaran hutan lahan. Seperti Desa Bebas Api dan lain-lain.

“Program desa bebas api sangat terasa hasilnya, ada tiga tahapannya yaitu Desa Peduli Api, Desa Bebas Api, dan Desa Tangguh Api. Disini PT RAPP sangat intern mengedukasi setiap masyarakat dan perangkat desanya.  Adapun konsep bebas api dan memperkenalkan kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mencegah karhutla, kami juga mengapresiasi CCROM dan Kemitraan rutin menggelar pelatihan ini, semoga tujuan dan perencaan kita ini tercapai,” pungkasnya

Diakhir acara Syamsdi Dwi Jadmiko selaku peniliti CCROM menyampaikan harapannya semoga dengan pelatihan ini ini Karhutla dipelalawan tidak akan pernah terjadi lagi

“Kita semua harus terus bekerja sama , dengan bersinergi dari semua kluster Pelalawan ini saya yakin Pelalalawan akan bebas dari api,” ucapnya.

Akses perkiraan titik api sendiri di daerah mana yang akan timbul hingga beberapa bulan kedepannya sudah bisa dilihat langsung di website www.kebakaranhutan.or.id

Diakhir acara peserta dan panitian Training Of Trainer (ToT) Fire Risk System melakukan foto bersama serta berdikusi ringan bersama awak media.***red/tim